biMBA AIUEO Gadungsari
Jalan Mayang, Gadungsari RW 06/RW 12, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta
telp (0274) 9135124 / hp 08783900883
http://bimba-aiueo-gadungsari.blogspot.com/
http://bimba-aiueo-gadungsari.blogspot.com/
Kepala unit Mandiri biMBA AIUEO Gadungsari : Putri Alfarini RE
Motivator mandiri : 1. Umatun Nur Islamiyati
2.Alfiyanti Meisyaroh
Siswa siswi biMBA AIUEO Gadungsari 2012
1. Dave Fitra Tama
2. Satya Adhira Wicaksana
3. Sifa Hijriyani
4. Naufal Zuhdi Ardana
5. Mohammad Aldzaky Suryaputra
6. Achmad Razwa Aqilla K
7. Rifqi Naufal Majid
8. Afnan Suryo Mandhegani
9. Muhammad Habib Sulistyo
10. Navita Ayu Ramadhani
11. Valen Herjunet Oktawibowo
12. Fauzan Suryo Pramundhito
13. Faris Zulfa Arnanta
14. Velisya Grace kiantono
15. Petra Sintiya ananta
16. Daffa Nuur Rachmad
17. Defita Khoirunnisa
Apa & Siapa biMBA-AIUEO
PENGERTIAN biMBA-AIUEO.biMBA adalah bimbingan MINAT Baca dan belajar Anak. biMBA-AIUEO adalah sebuah lembaga pendidikan anak usia dini nonformal yang berada dibawah naungan Yayasan Pengembangan Anak Indonesia ( YPAI ) yang berdiri sejak tahun 1996. biMBA bukan tempat les atau kursus membaca, karena di biMBA yang ditumbuhkan adalah MINAT atau keinginan anak untuk baca dan belajar, jadi bukan karena paksaan orangtua ataupun guru, melainkan karena anak ingin dan senang melakukannya.
Dampak dari tumbuhnya MINAT anak untuk baca dan belajar adalah meningkatnya KEMAMPUAN baca dan belajar anak secara LUAR BIASA. Mengapa demikian? Bila anak mendapat kesan positif bahwa belajar itu menyenangkan, pasti ia akan mau mengulanginya lagi dengan senang hati, kapan pun dan dimana pun tanpa merasa terbebani (The Law of Effect). Pengulangan tersebut merupakan latihan bagi anak, dengan seringnya anak melakukan latihan maka kemampuannya akan semakin meningkat (The law Of Exercise ). Jika anak mampu, maka kegiatan belajar akan menjadi menyenangkan (The law of Readiness ).
Jika ketiga hukum pendidikan tersebut terpenuhi, maka akan tumbuh MINAT, dimana minat anak semakin besar.
VISI & MISI biMBA
biMBA memiliki VISI :
Membangun generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Anak – anak biMBA diharapkan mampu dan mau belajar dimana pun dan kapan pun. Belajar tidak harus di sekolah, dengan kegiatan membaca kita bisa menjelajahi dunia.
biMBA memiliki MISI :
1. - Membimbing MINAT Baca dan belajar anak.
2. -- Mensosialisasikan paradigma “biMBA“ kepada masyarakat. agar masyarakat menyadari pentingnya menumbuhkan MINAT baca dan belajar anak sejak usia dini, sehingga para orangtua mau membimbing dan mengarahkan anak-anak mereka agar memiliki MINAT baca dan belajar. Hal ini berarti semakin banyak anak yang memiliki MINAT Baca dan belajar secara intrinsik.
TUJUAN biMBA.
biMBA mempunyai tujuan :
Tujuan Khusus :
meningkatkan MINAT baca dan belajar anak secara intrinsik. Anak mau melakukan kegiatan baca dan belajar karena keinginannya sendiri bukan karena paksaan, sehingga setiap anak merasa BAHAGIA bukan terbebani, yang akan berdampak pada meningkatnya kemampuan anak. Inilah ke-SUKSES-an yang dicapai anak.
Tujuan Umum :
seluruh keluarga besar biMBA merasa BAHAGIA & SUKSES.
LATAR BELAKANG biMBA
Keberadaan biMBA dilatarbelakangi oleh beberapa fakta diantaranya adalah:
a. Mitos belajar adalah beban.
Banyak anak usia pelajar yang tidak suka belajar. Coba ingat pengalaman kita semasa sekolah dulu, apakah kita senang belajar atau senang ketika tidak ada guru? biMBA ingin merubah mitos tersebut, ketika anak sudah di”biMBA”kan, anak akan merasa bahwa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan dan anak akan mau mengulanginya lagi dimanapun dan kapanpun.
b. Dampak negatif globalisasi media elektronik.
Pasti kita sangat akrab dengan gambar diatas. Berapa banyak anak-anak yang lebih senang nonton TV atau main PS ketimbang belajar atau membaca buku. Ada apa dengan anak-anak kita? Kembali lagi bahwa anak merasa belajar itu membosankan dan banyak aturan, sedangkan bermain PS atau nonton TV itu menyenangkan. biMBA ingin merubah keadaan tersebut, ketika anak sudah di”biMBA”kan, ditumbuhkan kesan positif bahwa belajar itu menyenangkan, diharapkan perlahan tapi pasti, kita dapat mengurangi ketergantungan anak terhadap media elektronika dan beralih ke kegiatan yang lebih positif yaitu baca dan belajar.
c.Kemampuan membaca yang rendah
Kondisi minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Itu terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2006. Bahwa, masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) dan/atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).(www.bps.go.id).Data lain, misalnya International Association for Evaluation of Educational (IEA). Tahun 1992, IEA melakukan riset tentang kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar (SD) kelas IV di 30 negara di dunia. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempatkan urutan ke-29. Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD.
Mengapa hal itu terjadi? Karena sebagian besar orangtua hanya sibuk mengejar anak supaya bisa baca. Anak dikatakan bisa membaca ketika sudah bisa membunyikan kata atau kalimat. Definisi membaca di biMBA bukan sekedar anak bisa membunyikan kata atau kalimat, tetapi anak mengerti apa yang dibacanya. Coba kita ingat, berapa banyak anak-anak yang dapat membaca sebuah cerita dengan suara yang lantang, tetapi ketika diminta untuk menceritakan kembali isi cerita kok tidak bisa?
d. Belenggu biaya pendidikan yang tinggi.
Semakin tingginya biaya pendidikan membuat semakin banyak anak yang tidak bisa sekolah. Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan penanaman MINAT baca dan belajar sejak usia dini ( biMBA ), sehingga ketika keadaan yang mengharuskan mereka tidak bisa melanjutkan sekolah, mereka tidak putus asa dan masih memiliki semangat untuk tetap belajar walaupun bukan di sekolah. Inilah yang dinamakan generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat.
e.Usia dini merupakan Golden Age atau Critical Period
Usia 3 sampai 6 tahun adalah masa emas pertumbuhan anak yang tidak akan pernah terulang lagi selama hidup mereka. Untuk itu di masa emas inilah anak harus mendapatkan rangsangan positive dari lingkungan sekitarnya yang akan menjadi bekal mereka untuk tahap perkembangan selanjutnya.
Mengapa disebut critical period ? karena ini adalah masa-masa kritis, anak adalah peniru yang sangat handal, segala informasi akan mudah diserap oleh anak, tetapi anak belum mengerti konsep baik atau buruk, benar atau salah. Pembentukan konsep diri anak dimulai sejak usia 3 tahun. Anak ibarat sebuah meja tanpa kaki, ketika informasi yang diterima adalah informasi yang positif, maka ia akan membentuk kaki-kaki yang kuat berupa konsep diri yang positif dan sebaliknya jika yang diterima adalah informasi negatif, maka anak akan membentuk kaki-kaki yang kuat berupa konsep diri yang negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar